“Tahun 2025 menjadi tahun yang menuntut lebih banyak dengan meningkatnya pertentangan akibat ketidakpastian yang makin besar. Pertentangan ini tidak hanya menguji perekonomian, tetapi juga tekad untuk tetap teguh dalam kerja sama dan meyakini bahwa dialog masih dapat terwujud pada era ini,” ujar Anwar.
“Namun di tengah cobaan ini, ASEAN tetap bertahan. Kekuatan kita bukan terletak pada keselarasan, melainkan pada keyakinan bahwa rasa hormat dan akal sehat masih mengikat kita bersama,” tambahnya.
Baca Juga:
Soal Bea Cukai Sarang Pungli, Djaka Budi: Sedikit demi Sedikit Kita Hilangkan
Salah satu agenda penting pada sesi pembukaan adalah penandatanganan deklarasi penerimaan Timor Leste sebagai anggota resmi ASEAN.
Dengan deklarasi ini, Timor Leste secara sah menjadi anggota ke-11 ASEAN, menandai babak baru integrasi kawasan Asia Tenggara yang lebih inklusif.
Mengusung tema “Inclusivity and Sustainability” (Inklusivitas dan Keberlanjutan), KTT ke-47 ASEAN menjadi forum strategis bagi negara-negara anggota untuk membahas kerja sama di bidang ekonomi, politik, keamanan, serta keberlanjutan lingkungan.
Baca Juga:
PLN Pulihkan 93% Kelistrikan Aceh, Presiden Prabowo Apresiasi Kolaborasi Semua Pihak
Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pandangan Indonesia pada sesi pleno siang hari dan turut menghadiri sesi retreat pada malam hari, yang menjadi ajang dialog tertutup antar pemimpin untuk membahas isu-isu sensitif kawasan.
Selain KTT utama, Presiden Prabowo juga akan mengikuti sejumlah pertemuan bilateral dan multilateral, di antaranya KTT ASEAN-Jepang, ASEAN-India, dan ASEAN-AS, guna memperkuat hubungan strategis dengan negara mitra di luar Asia Tenggara.
Kehadiran Presiden Prabowo dalam KTT ini menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama regional serta meningkatkan solidaritas ASEAN di tengah dinamika global yang cepat berubah.