Ini adalah bagian dari rencana Kremlin untuk membentuk kelompok yang dapat bertindak "sebagai alternatif terhadap Barat dan melemahkan NATO," tambah ISW.
Sejak invasi besar-besaran ke Ukraina, Putin telah meningkatkan seruannya untuk beralih dari apa yang dikritiknya sebagai sistem politik ekonomi dan global yang didominasi negara-negara Barat.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dalam kunjungan pertamanya ke Korea Utara dalam 24 tahun, kedua negara menyetujui pakta pertahanan bersama ketika Moskow semakin bergantung pada negara yang terisolasi tersebut untuk mendapatkan amunisi guna membantu pasukan Rusia di Ukraina.
"Kemitraan baru ini telah memperdalam hubungan yang semakin erat demi kenyamanan," ujar Gabrielle Reid, direktur asosiasi di perusahaan intelijen strategis S-RM, kepada Newsweek, dilansir Minggu (23/6/2024).
Namun, meski aliansi antara Rusia dan Korea Utara semakin kuat, Reid menyebutkan bahwa kerja sama ini "akan terbatas dan didorong oleh kebutuhan, bukan oleh keinginan untuk secara bersamaan meningkatkan agenda kebijakan luar negeri yang agresif."
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
"China juga menjaga jarak dari perjanjian ini untuk menghindari kerusakan pada kerja sama dengan mitra dagang Barat atau memberikan perhatian yang tidak semestinya pada perjanjian ini sebagai perjanjian tripartit," tambah Reid.
[Redaktur: Elsya TA]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.