WahanaNews.co | Polisi di kota Haifa Israel telah menangkap seorang anak laki-laki berusia 15 tahun karena ditemukan membawa bom molotov.
Ia merakit bom dengan berbekal 'resep' yang ia dapatkan dari TikTok pada Jumat, (26/8/2022).
Baca Juga:
Tragedi Bom di Pakistan: Diplomat Indonesia dan Sejumlah Negara Lolos dari Maut
Setelahnya, remaja itu dibawa ke pengadilan pada Sabtu malam dan dibebaskan dalam masa percobaan.
Tetapi, ia akan tetap berada di bawah tahanan rumah sampai hari Senin dan dilarang menghubungi tiga temannya yang bersamanya pada saat penangkapan.
Setelah ditahan, remaja tersebut mengatakan kepada polisi bahwa dia ingin melihat apakah resep bom rakitan akan berhasil, dan berencana untuk melemparkannya ke area berpasir di sebuah taman di kota.
Baca Juga:
Terduga Teroris yang Pernah Rencana Aksi di Singapura Ditangkap Densus 88
Polisi memperkirakan bahwa perangkat itu bisa memicu kebakaran besar karena jumlah bahan bakar yang digunakan, seperti dikutip dari situs RT, Senin (29/8/2022).
Kepala Polisi Haifa Inspektur Haim Azrad dia dan para petugasnya mengatakan, mereka bekerja untuk menjauhkan remaja dari masalah karena banyak dari mereka berkeliaran di jalan-jalan selama liburan musim panas.
“Kami bekerja setiap saat, menggunakan pasukan berseragam dan berpakaian preman, untuk meminimalkan keterlibatan remaja dalam kegiatan ilegal selama musim panas,” kata dia, mengutip dari situs Ynetnews, Senin (29/8/2022).
“Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan dan mengganggu ketertiban umum. Ini merupakan upaya penting untuk membantu mencegah terjadinya insiden serius yang dapat merugikan remaja lainnya.” Timpalnya.
Adapun, melalui pedoman komunitas-nya TikTok memang melarang konten yang “menggambarkan atau memberikan detail instruksional tentang cara melakukan aktivitas berbahaya”, yang berisikan petunjuk tentang cara membuat atau menggunakan senjata yang dapat memicu kekerasan ataupun juga menampilkan senjata api, aksesori senjata api, amunisi, atau senjata peledak di dalam video tersebut.
Dapat dikatakan, hampir semua platform media sosial utama memiliki kebijakan serupa tentang senjata dan bahan peledak, meskipun aturan ini sering dilanggar.
Sebelumnya, pada hari-hari dan minggu-minggu setelah pasukan Rusia memasuki Ukraina, instruksi berkembang biak tentang pembuatan bom molotov diganti namanya menjadi 'Bandera Smoothies' setelah pemimpin nasionalis Ukraina dan penjahat perang Stepan Bandera dan salah satu video ini diposting ke Facebook oleh mantan Perdana Menteri Ukraina, Vladimir Groysman. [rsy]