"Sudah jelas Prabowo sedang memperketat barisannya, dengan alasan utama untuk menentukan siapa yang akan menjadi loyalisnya dan siapa yang bisa melaksanakan program-programnya," kata Nicky Fahrizal, peneliti politik di Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) Indonesia.
Tak hanya itu, SCMP kemudian membahas bagaimana Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, memicu kontroversi kurang dari 24 jam setelah dilantik sebagai pengganti Sri Mulyani pada hari Senin.
Baca Juga:
Komitmen Menteri Baru Kabinet Merah Putih Jalankan Arahan Presiden Prabowo
Saat berbicara kepada wartawan, Purbaya mengatakan protes baru-baru ini hanya mewakili 'sebagian kecil dari rakyat kita, yang merasa hidup mereka masih belum cukup'. Ia juga menyebut optimis bisa mengendalikan ekonomi hingga tumbuh 8%
"Kalau saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6 atau 7 persen, (protes) akan otomatis hilang. Orang-orang akan sibuk mencari kerja dan makan enak daripada protes," kata Purbaya.
Pada hari Selasa, Purbaya meminta maaf atas gaya bicaranya yang seperti koboi. Ia juga meminta wartawan memberinya beberapa bulan untuk bekerja sebelum mengkritik.
Baca Juga:
Formasi Baru Kabinet Merah Putih, Menko Polkam Ad Interim Segera Ditetapkan
Pandangan Purbaya yang berani ini berbeda dengan banyak ekonom Indonesia, yang meragukan bahwa pertumbuhan ekonomi 8% dapat dicapai dalam waktu dekat.
"Ada banyak indikator ekonomi yang perlu kita perbaiki, termasuk modal manusia, tata kelola kelembagaan, dan mengurangi salah alokasi sumber daya dalam pembuatan kebijakan formal," kata Gumilang Sahadewo, seorang ekonom di Universitas Gadjah Mada. "Jika kita bisa memperbaiki fondasi-fondasi ini, kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan."
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.