"Kami menuduh para pemimpin Serikat Nasional Karen terlibat dalam proyek penipuan di KK Park," ujar Zaw Min Tun seperti dikutip Reuters.
Namun, kelompok etnis Karen membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menyatakan tidak memiliki keterlibatan dalam kegiatan kriminal apa pun dan menuding junta berusaha mengalihkan perhatian dari kegagalan pemerintahannya dalam menertibkan kawasan perbatasan.
Baca Juga:
Pria Ini Berhasil Dapat Makan Gratis 1.000 Kali, Hasil Tipu Aplikasi 2 Tahun
Penggerebekan terhadap KK Park dilakukan di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap jaringan penipuan daring di Asia Tenggara. Hanya beberapa hari sebelumnya, Amerika Serikat dan Inggris menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah pelaku kejahatan siber asal Kamboja, sementara pemimpin jaringan tersebut telah didakwa di pengadilan federal New York.
Myanmar kini menjadi sorotan global setelah beberapa laporan PBB dan lembaga HAM mengungkap skala perdagangan manusia dan eksploitasi digital yang terjadi di kompleks-kompleks seperti KK Park, Shwe Kokko, dan Golden Triangle.
Salah satu temuan yang menarik perhatian penyelidik adalah penggunaan terminal internet satelit Starlink dalam menjalankan operasi penipuan.
Baca Juga:
Timnas Futsal Indonesia Libas Myanmar 5-0, Posisi di Grup CFA Tournament 2025 Kian Kokoh
Meski layanan milik perusahaan milik Elon Musk itu tidak memiliki izin beroperasi di Myanmar, aparat menemukan puluhan perangkat Starlink yang digunakan untuk mengakses jaringan global.
Dalam perkembangan terbaru, SpaceX telah memutus layanan terhadap lebih dari 2.500 perangkat Starlink yang digunakan di pusat penipuan Myanmar tersebut.
"SpaceX secara proaktif mengidentifikasi dan menonaktifkan lebih dari 2.500 perangkat Starlink di sekitar lokasi yang diduga sebagai 'pusat penipuan' di negara itu," ujar Lauren Dreyer, Wakil Presiden Operasional Bisnis Starlink, dalam pernyataannya di platform X.