Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelumnya menyuarakan
kecaman terhadap AS yang dia anggap menarik pasukannya secara tiba-tiba
sehingga memicu gelombang kekerasan dengan bangkitnya Taliban.
Sementara itu, Intelijen AS telah membuat penilaian bahwa
Ibu Kota Afghanistan, Kabul, bisa jatuh ke tangan Taliban dalam tempo 90 hari
ke depan. Penilaian ini menggambarkan lemahnya pasukan Afghanistan meski sudah
belasan tahun dilatih tentara AS.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Presiden Ghani kemungkinan akan berpidato di depan rakyatnya
terkait situasi genting yang terjadi. Sedangkan Taliban menuntut pengunduran
dirinya.
Seorang sumber pemerintah mengatakan bahwa Ashraf Ghani,
kemungkinan akan berpidato pada hari Sabtu (14/8/2021) untuk memberi tahu
mereka tentang nasib pemerintahnya.
Pertemuan kemungkinan besar akan tentang bagaimana transisi
mungkin terjadi. Namun pada Jumat malam, pemerintah menegaskan bahwa mereka
berdiri dan memiliki keyakinan penuh pada pasukan pertahanannya.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Wakil Presiden Pertama Afghanistan Amrullah Saleh mengatakan
dia bangga dengan angkatan bersenjata negara itu.
"Diputuskan dengan keyakinan dan tekad bahwa kami
berdiri tegas melawan teroris Taliban dan melakukan segalanya untuk memperkuat
pertahanan nasional dengan segala cara," kata Saleh di Twitter.
Sementara itu, staf Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Kabul
telah diperintahkan untuk menghancurkan dokumen dan komputer berisi data
sensitif saat mereka bersiap untuk mengungsi. New York Times melaporkan
kekhawatiran hengkangnya pasukan dan staf diplomatik Amerika itu mirip dengan
akhir dari Perang Vietnam saat Saigon jatuh ke pasukan Vietnam Utara.