WahanaNews.co | Pemerintah Iran meyakini Amerika Serikat (AS) dan Prancis tak relaTeheran jadi kuat setelah menguji tembak rudal balistik terbarunya, Khorramshahr-4. Misil ini memiliki jangkauan 2.000 kilometer atau mampu menjangkau musuh bebuyutannya, Israel.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada Jumat (26/5/2023) mengatakan Washington dan Paris bermasalah dan selalu panik menyaksikan perkembangan Teheran.
Baca Juga:
Misteri Kematian Haniyeh: Dari Spyware di WhatsApp hingga Serangan Drone
Komentar itu sebagai respons atas pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Anne-Claire Legendre yang mengatakan Paris khawatir dengan uji coba rudal balistik terbaru Teheran dan menganggapnya sebagai pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.
“Pemerintah Barat yang sama, terutama AS dan Prancis, yang memainkan peran penting dalam menghasut dan memasok senjata kepada rezim Saddam (Hussein) untuk implementasi agresi militer dan penembakan kota-kota dan orang-orang Iran yang tak berdaya, dan yang merupakan pemasok senjata terbesar di kawasan ini prihatin hari ini dengan kemajuan dan kekuatan pertahanan Iran," tulis Kanaani di Twitter, seperti dikutip dari EurAsian Times, Sabtu (27/5/2023).
"Mereka keberatan Iran menjadi kuat,” lanjut Kanaani.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Melansir Sindonews, media pemerintah Iran sebelumnya melaporkan bahwa uji coba rudal Khorramshahr-4 atau rudal Kheibar berlangsung pada Kamis di hadapan Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani.
Sebuah video singkat dari upacara tersebut kemudian disiarkan di media pemerintah, di mana para pejabat yang terlibat dalam tes mengklaim itu sukses.
Sementara itu, Ashtiani menegaskan kembali tekad negara untuk memperkuat pertahanannya dan meningkatkan kemampuan Angkatan Bersenjata.