WahanaNews.co | Rusia menerbitkan peraturan baru, yang mewajibkan warga negaranya untuk wajib militer. Dampaknya, warga Rusia ramai-ramai kabur dengan memborong tiket perjalanan keluar dari Rusia.
Pemandangan bandara Rusia penuh dengan calon penumpang pria. Mereka 'kabur' ke negara-negara tetangga seperti Armenia, Azerbaijan, dan Kazakhstan.
Baca Juga:
Parlemen Ukraina Meloloskan RUU yang Izinkan Tahanan Bergabung Militer
Tak hanya tiket pesawat, jalur darat dan laut pun ludes diborong. Finlandia dan Georgia jadi yang paling ramai.
Penjaga perbatasan Finlandia melaporkan arus kendaraan di perbatasan negara dengan Rusia meningkat tajam sejak Rabu malam hingga Kamis siang.
Pengumuman wajib militer ini juga memicu demonstrasi besar. Pemerintah merespons aksi itu dengan menangkap peserta aksi.
Baca Juga:
5 Negara dengan Kekuatan Militer Paling Lemah di Dunia pada Tahun 2023
"Informasi soal heboh di bandara dan sebagainya sangat dibesar-besarkan. Ada banyak informasi palsu soal ini," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dikutip dari Reuters.
"Kami harus sangat berhati-hati soal ini agar tak menjadi korban informasi palsu soal masalah ini," dia menambahkan.
Namun, Peskov tak menolak bakal ada mobilisasi pasukan ke Ukraina.
"Operasi khusus mulai memenuhi tujuan di Ukraina. Sekarang, kita secara de facto berhadapan dengan blok NATO dengan semua kemampuan logistik mereka," ujar Peskov.
Dia juga membantah konflik di Ukraina disebut perang. Peskov bersikukuh tindakan Rusia merupakan operasi militer khusus, bukan perang.
"Eksodus" warga ini terjadi tak lama setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan wajib militer yang memungkinkan perekrutan warga menjadi tentara cadangan untuk berperang di Ukraina.
Banyak warga laki-laki Rusia di usia wajib militer memilih kabur ke luar negeri karena takut direkrut untuk berperang di Ukraina.
Fenomena kabur itu tampak di dua jalur, yaitu darat dan laut. Mereka yang memilih via udara langsung berangkat ke bandara, dan menyebabkan tiket dari Rusia habis terjual. [qnt]