WahanaNews.co | Seorang pejabat senior Rusia menyebutkan bahwa negaranya bisa saja saling berhadapan dengan NATO dalam bentrokan besar.
Peringatan itu muncul di tengah kebuntuan yang berkembang dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Eropa atas serangan militer Moskow terhadap Ukraina.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Berbicara di saluran TV Rossiya-24 pada hari Rabu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko mengemukakan pandangannya tentang apakah ada ancaman konflik langsung dengan blok militer beranggotakan 30 negara itu.
“Risiko tidak diragukan lagi, muncul. Dan, tentu saja, kami sangat prihatin dengan program pasokan senjata (ke Ukraina),” jelasnya.
"Segala sesuatu dalam situasi ini sangat berbahaya," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (3/3/2022).
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Menurut Grushko, tidak ada jaminan bahwa insiden tidak akan terjadi, dan tidak ada jaminan bahwa mereka mungkin juga tidak meningkat ke arah yang sama sekali tidak perlu.
"Namun, jika Moskow mendengar NATO mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana atau niat, atau setidaknya semacam tampilan rasionalitas, ini menunjukkan bahwa setidaknya masih ada akal sehat yang tersisa dalam tindakan mereka," tuturnya.
Pernyataan deputi menteri luar negeri Rusia itu datang ketika angkatan bersenjata Rusia melancarkan serangan terhadap Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi pada Kamis lalu.
Ini mengikuti seruan dari para pemimpin Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk yang baru-baru ini diakui kemerdekaannya dan dapat diberikan bantuan dalam apa yang mereka yakini sebagai lonjakan tajam dalam "agresi" dari Kiev.
Putin bersikeras bahwa serangan itu bertujuan untuk "demiliterisasi" dan "denazifikasi" negara tetangganya itu.
Setelah serangan itu, anggota blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan bahwa mereka “meningkatkan dukungan politik dan praktis mereka ke Ukraina,” mencatat bahwa “ribuan senjata anti-tank, ratusan rudal pertahanan udara dan ribuan senjata kecil dan persediaan amunisi sedang dikirim ke” negara Eropa Timur.
Moskow telah lama menyuarakan keprihatinannya tentang ekspansi NATO ke perbatasannya dan telah berusaha untuk mendapatkan jaminan keamanan, menyerukan juga anggota saat ini untuk berhenti dari aktivitas militer di wilayah Ukraina, dan agar tuntutan lain dipenuhi. [qnt]