Rusia, yang mewarisi senjata nuklir Uni Soviet, memiliki gudang hulu ledak nuklir terbesar di dunia.
Dalam lima dekade antara tahun 1945 dan Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir tahun 1996, lebih dari 2.000 uji coba nuklir dilakukan, 1.032 di antaranya dilakukan oleh Amerika Serikat dan 715 di antaranya dilakukan oleh Uni Soviet, menurut PBB.
Baca Juga:
Bashar Al Assad Tinggalkan Suriah, Rusia Beri Suaka demi Stabilitas Regional
Uni Soviet terakhir kali melakukan pengujian pada tahun 1990. Amerika Serikat terakhir kali melakukan pengujian pada tahun 1992.
Sejak CTBT, 10 uji coba nuklir telah dilakukan. India melakukan dua uji coba pada tahun 1998, Pakistan juga melakukan dua uji coba pada tahun 1998, dan Korea Utara melakukan uji coba pada tahun 2006, 2009, 2013, 2016 (dua kali) dan 2017, menurut PBB.
Putin pada Kamis mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal jelajah bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir – Burevestnik – yang kemampuannya disebutnya tak tertandingi.
Baca Juga:
Rusia: Tiga Tewas dan 120 Lebih Terluka Akibat Serangan Rudal Ukraina
Burevestnik, yang namanya diterjemahkan sebagai "badai petrel (sejenis burung laut)", adalah rudal jelajah terbang rendah yang diluncurkan dari darat dan tidak hanya mampu membawa hulu ledak nuklir tetapi juga bertenaga nuklir. Putin pertama kali mengungkapkan proyek tersebut pada Maret 2018.
Sebuah laporan pada 2020 oleh Pusat Intelijen Udara dan Luar Angkasa Nasional Angkatan Udara Amerika Serikat mengatakan bahwa jika Rusia berhasil menggunakan Burevestnik, hal itu akan memberi Moskow sebuah "senjata unik dengan kemampuan jangkauan antarbenua".
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.