Menurut Deputi Direktor Jenderal
Pembangunan Korporasi dan Bisnis Internasional Rosatom, Kiril Komarov, "Reaktor
akan beroperasi mulai tahun 2024 dan termasuk keajaiban teknologi yang
memasukkan Bolivia sebagai salah satu negara inovatif, di mana tidak banyak
negara yang menggeluti bidang ini."
Dilaporkan dari TASS, proyek yang pembangunan fasilitas nuklir di Bolivia ini
disebut berbeda dibandingkan sektor nuklir di dunia.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Nantinya terdapat penelitian nuklir
yang berdasarkan dari reaktor air dingin dengan kapasitas mencapai 200 kW dan
pusat radiasi multiguna termasuk peralatan sinar gamma.
Fasilitas tersebut nantinya berguna
meningkatkan penggunaan teknologi radiasi dalam bidang pertanian, kesehatan,
industri, lingkungan dan berbagai sektor vital lainnya.
Kirill Komarov juga menyebut bahwa
pada tahun ini Kompleks Cycolotron Radiofarmasi Preklinik dan Pusat Iradiasi
Multiguna yang akan beroperasi di tahun ini.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Komarov juga menyebut bahwa pembukaan
fasilitas tersebut akan membantu meningkatkan diagnostik dan perawatan kanker
di Bolivia.
Selain itu, fasilitas ini dapat pula
digunakan untuk mensterilisasi perlengkapan medis selama pandemik.
Kerjasama antara Rusia dan Bolivia
sudah terjalin sejak 6 Maret 2016, di mana keduanya menyetujui kooperasi antar
pemerintah dalam bidang luar angkasa dan pembangunan pusat penelitian nuklir di
El Alto.