WahanaNews.co | Perang di Ukraina, tampaknya, belum selesai dalam waktu dekat.
Campur tangan negara-negara Barat membuat situasi di Ukraina kian runyam.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Hal ini terjadi setelah pemerintah Jerman mengubah kebijakan yang mereka pegang selama ini untuk tidak mengirim senjata ke zona konflik.
Dilansir dari Reuters, pemerintah Jerman mengatakan akan memasok berbagai senjata, termasuk rudal Strela, ke Ukraina.
Kanselir Olaf Scholz pada Jumat lalu mengatakan, penting bagi Jerman untuk memasok senjata yang biasa dipakai tentara Ukraina, seperti peralatan militer tua dari masa komunis Jerman Timur.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Seorang sumber di pemerintah Jerman, Minggu, mengatakan, Ukraina telah menerima tawaran pengiriman sejumlah besar howitzer dari sebuah perusahaan senjata Jerman.
"Tawaran ini benar ada," kata sumber itu kepada Reuters, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Mengutip sejumlah sumber di pemerintah Ukraina, mingguan Jerman Welt am Sonntag melaporkan, pabrikan senjata Krauss-Maffei Wegmann menawarkan 100 howitzer, sejenis senjata artileri swagerak (self-propelled) kepada Ukraina.
Mingguan itu mengatakan, pabrikan itu saat ini belum siap mengirimkan senjata tersebut.
Namun, mereka menyarankan agar militer Jerman mengirimkan 100 unit howitzer miliknya ke Kiev secepat mungkin.
Perusahaan itu akan mengirimkan senjata baru ke militer Jerman jika howitzer mereka sudah siap, kemungkinan mulai paruh kedua 2024.
Krauss-Maffei Wegmann belum bisa dihubungi untuk dimintai komentarnya.
Juru bicara kementerian pertahanan Jerman menolak untuk bicara.
Suplai senjata dari negara-negara Barat membuat jaminan perang bakal berakhir dalam waktu dekat, sepertinya hanya impian.
Rusia yang melakukan invasi sejak 24 Februari justru kian agresif melancarkan serangannya ke Ukraina untuk melengserkan Presiden Volodymyr Zelensky. [gun]