"Ini gempuran besar dan pertama kali dengan begitu banyak jenis rudal," kata juru bicara Angkatan Udara Ukraina seperti dikutip Reuters. "Tidak sama seperti sebelumnya," lanjutnya.
Presiden Vladimir Putin menekankan investasi Rusia dalam rudal balistik hipersonik, yang dapat mencapai lebih dari lima kali kecepatan suara.
Baca Juga:
Prabowo Sampaikan Apresiasi dan Undang Presiden Putin Berkunjung ke Indonesia
Operator nuklir Energoatom mengatakan serangan terhadap pabrik Zaporizhia memutuskan hubungan antara pabrik dan jaringan listrik Ukraina.
Pembangkit itu menggunakan generator diesel untuk keenam kalinya sejak Rusia merebutnya lebih dari setahun lalu, hingga listrik pulih Kamis malam.
Listrik diperlukan untuk mendinginkan zat radioaktif di dalam generator. "Kegagalan semua energi eksternal hari ini sekali lagi menunjukkan betapa rapuh dan berbahayanya situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhia," kata Rafael Grossi, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Baca Juga:
Prabowo Bertemu Presiden Putin di Kremlin, Perkuat Hubungan Strategis Indonesia–Rusia
Dia sebelumnya menyerukan komitmen internasional untuk melindungi pabrik setelah beberapa serangan sejak serangan dimulai.
"Setiap kali kita melempar dadu. Dan jika kita membiarkan ini berlangsung lama, pada titik tertentu kita akan kehabisan," kata Grossi.
Di ibu kota Kiev, layanan penyelamatan menangani lokasi ledakan di bagian barat dan selatan. Rudal itu juga menghantam pembangkit listrik di kota pelabuhan Odessa, menyebabkan pemadaman listrik, kata gubernurnya Maksym Marchenko. Daerah pemukiman juga terpengaruh, tetapi tidak ada korban luka yang dilaporkan.