WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kemajuan teknologi persenjataan Rusia di medan tempur Ukraina kembali menjadi sorotan setelah Kementerian Pertahanan negara itu mengumumkan penggunaan pertama roket TBS-3M versi terbaru pada 17 April 2025 lalu.
Penggunaan sistem penyembur api berat TOS-2 Tosochka yang kini dipersenjatai dengan roket kaliber 220 mm versi upgrade itu disebut-sebut sebagai langkah taktis untuk mendongkrak daya gempur militer Rusia di kawasan front timur.
Baca Juga:
Volodymyr Zelenskyy Kritik Witkoff, Sebut Pernyataannya Sebarkan Narasi Rusia
Jangkauan tembak TBS-3M versi baru ini meningkat signifikan, dari semula 12 kilometer kini menjadi 15 kilometer.
Roket tersebut kini dibekali dengan motor propelan padat yang telah ditingkatkan, serta hulu ledak yang lebih berat, sehingga meningkatkan daya hancur secara keseluruhan.
Menurut pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Rusia, peningkatan ini memungkinkan TOS-2 untuk menyerang target dari jarak yang lebih aman, berada di luar jangkauan sebagian besar senjata antitank konvensional yang digunakan oleh pasukan Ukraina dan sekutunya.
Baca Juga:
Pemerintah Bongkar Fakta di Balik Isu Pangkalan Militer Rusia di Papua
Letnan Kolonel (Purn) Igor Malkov, pakar strategi militer asal Moskow, mengatakan bahwa peningkatan jangkauan tembak pada sistem roket ini adalah langkah strategis untuk menciptakan "dominasi zona tembak" di wilayah yang padat pertempuran.
"Dengan kemampuan menyerang dari luar jangkauan balasan lawan, TOS-2 menjadi alat pemukul psikologis sekaligus fisik," ujarnya.
Roket TBS-3M ini membawa hulu ledak termobarik dan pembakar, yang didesain untuk menghancurkan personel dan infrastruktur musuh di posisi bertahan, seperti bunker dan lingkungan padat bangunan.