WahanaNews.co | Rusia kesal dengan terpilihnya Ukraina sebagai Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sebanyak sepuluh negara bergabung dengan dewan tersebut untuk masa jabatan tiga tahun ke depan. Namun, Rusia menganggap keikutsertaan Ukraina dalam dewan sebagai upaya politisasi yang dilakukan WHO.
Baca Juga:
Kanwil Kemenkumham Sulteng Tingkatkan Kesadaran dan Cegah Perundungan Siswa Lewat Diseminasi HAM
Negara-negara anggota WHO sendiri mendukung resolusi yang mengutuk perang berkelanjutan Rusia melawan Ukraina serta serangannya terhadap layanan kesehatan.
"Kami sangat menyesalkan fakta bahwa majelis telah memilih negara yang hanya akan mempolitisasi lebih lanjut pekerjaan EB (executive board)," kata delegasi Rusia, dikutip dari AFP, Jumat (26/5/23).
Sementara itu, Duta Besar Ukraina untuk PBB di Jenewa, Yevheniia Filipenko mengatakan, pemungutan suara tersebut menandai kekalahan mengejutkan bagi Rusia yang gagal dalam upaya sembrononya untuk merongrong otoritas komite regional WHO dan mengganggu pekerjaan Majelis Kesehatan Dunia.
Baca Juga:
Hotman Paris Tantang Menteri HAM: Cukup Ponsel untuk Layani Rakyat, Bukan Rp 20 Triliun
Kekesalan yang sama juga dialami Amerika Serikat (AS). Negara Paman Sam ini menyesali perpanjangan tempat untuk Korea Utara di Dewan Eksekutif WHO.
Delegasi AS sendiri mengaku prihatin karena menilai pemerintah Korut tidak berbagi nilai-nilai WHO. Mereka menyoroti catatan-catatan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korut yang telah didokumentasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta dikutuk secara luas oleh masyarakat internasional.
Delegasi AS mendesak Pyongyang untuk menghormati hak asasi manusia, memenuhi kewajibannya berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB, dan terlibat dalam diplomasi yang serius, dan berkelanjutan.
Adapun negara lain yang bergabung dengan Dewan Eksekutif WHO yaitu Australia, Barbados, Kamerun, Kepulauan Komoro, Lesotho, Qatar, Swiss, dan Togo.[eta]