Sementara di Gedung Putih, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby menyebut latihan Rusia yang bernama 'Grom' itu akan melibatkan manuver skala besar dari kekuatan nuklir strategis, termasuk peluncuran rudal secara langsung.
"Sementara Rusia mungkin meyakini latihan ini akan membantunya memproyeksikan kekuatan, khususnya menyoroti peristiwa baru-baru ini, kami mengetahui bahwa unit nuklir Rusia berlatih secara ekstensif tahun ini," sebut Kirby, sembari menyebut AS akan memantau itu.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, menyatakan latihan Rusia diperkirakan akan digelar pada waktu hampir bersamaan dengan latihan kesiapsiagaan nuklir NATO yang juga digelar tahunan. Latihan nuklir NATO bernama 'Steadfast Noon' itu dijadwalkan akan digelar pekan depan.
"Kami meyakini bahwa retorika nuklir Rusia dan keputusannya untuk melanjutkan latihan ini saat berperang dengan Ukraina, adalah tidak bertanggung jawab," sebut pejabat pertahanan AS itu kepada Reuters.
"Memamerkan senjata nuklir untuk memaksa AS dan sekutunya adalah tidak bertanggung jawab," imbuhnya.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan komentarnya atas hal ini.
Beberapa pekan terakhir, Putin memproklamirkan pencaplokan wilayah Ukraina dan mengancam akan mempertahankan wilayah Rusia dengan senjata nuklir. Seorang pejabat senior NATO menegaskan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia mungkin memicu 'respons fisik' dari aliansi pertahanan itu. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.