Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ia
menjual es krim dan kue-kue.
"Saya tidak ingin menjadi pahlawan, saya tidak ingin menjadi martir,
saya tidak ingin menjadi orang lemah, saya tidak ingin menjadi orang bodoh,"
tulis Khet Thi, dua minggu usai kudeta.
Baca Juga:
Bertahan di Rakhine, Etnis Rohingya Seolah Hidup Tanpa Harapan
"Saya tidak ingin mendukung ketidakadilan. Jika saya hanya punya waktu
satu menit untuk hidup, saya ingin hati nurani saya bersih untuk saat itu," sambungnya.
Baru-baru ini, dia menulis bahwa dia
adalah seorang pemain gitar, pembuat kue, dan
penyair, bukan seseorang yang bisa menembakkan senjata.
"Orang-orang saya ditembak dan saya hanya bisa melempar puisi,"
tulisnya.
Baca Juga:
Aung San Suu Kyi Divonis 6 Tahun Penjara
Kekerasan yang terus terjadi membuat
sikap Ket Thi menyiratkan perubahan.
"Tapi jika kamu yakin suaramu tidak cukup, maka kamu harus memilih
senjata dengan hati-hati. Aku akan menembak," ujarnya.
Tokoh budaya dan selebritis selama ini
aktif mendukung pentang kudeta.