WahanaNews.co | Amerika Serikat dan para sekutunya yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (The North Atlantic Treaty Organization/NATO) dikabarkan gagal menyepakati pasokan tank tempur buatan Jerman yang selama ini diidam-idamkan Ukraina untuk melawan Rusia.
Dilansir Aljazeera, para pemimpin negara anggota NATO bertemu di Pangkalan Udara Ramstein Amerika di Jerman pada Jumat (20/1) lalu.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Para pemimpin negara-negara Eropa pada pertemuan itu kembali menekan Jerman agar memberikan lampu hijau mengirim Tank Leopard 2 ke Ukraina. Tujuannya untuk memukul mundur pasukan Rusia. Namun, pada akhirnya tidak ada keputusan yang dibuat.
Melansir CNN Indonesia, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius membantah negaranya secara sepihak memblokir pengiriman Tank Leopard ke Ukraina. Ia mengatakan Jerman siap untuk bergerak cepat jika ada konsensus di antara semua negara anggota NATO.
"Ada alasan bagus untuk pengiriman dan ada alasan bagus untuk menolak, dan mengingat seluruh situasi perang yang telah berlangsung selama hampir satu tahun, semua pro dan kontra harus ditimbang dengan sangat hati-hati," kata Boris.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Tekanan bagi Jerman meningkat belakangan ini agar menyediakan tank ke Ukraina. Tank ini dianggap sebagai kunci dalam perang bagi Ukraina melawan Rusia.
Kegagalan untuk menyetujui penyediaan tank tersebut dianggap sebagai tanda perpecahan yang berkembang di internal NATO
"Bahwa Jerman menghalangi adalah salah" tegas Boris.
Boris mengatakan Jerman akan membuat keputusan sesegera mungkin.
Di sisi lain, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov meyakini langkah Barat yang memasok tank tempur ke Ukraina tidak akan mengubah jalannya perang.
"Kami telah berulang kali mengatakan bahwa pasokan semacam itu tidak akan mengubah apa pun secara fundamental, tetapi akan menambah masalah bagi Ukraina dan rakyat Ukraina," kata Peskov. [rgo]