WahanaNews.co | Iran menembakkan 12 rudal balistik yang menghujani Kota Erbil di Irak utara pada Minggu (13/3/2022).
Insiden ini merupakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di ibu kota wilayah otonomi Kurdi Irak tersebut.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Menurut pejabat Kurdi, rudal-rudal Iran itu jatuh di daerah dekat gedung konsulat Amerika Serikat (AS) yang baru di Erbil. Para pejabat AS mengatakan tidak ada warga Amerika yang terluka dan tidak ada rudal yang mengenai fasilitas AS.
Pihak berwenang Kurdi mengatakan hanya satu warga sipil yang terluka dan tidak ada yang tewas.
Media Iran melaporkan bahwa Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
IRGC mengatakan serangan itu menargetkan "pusat strategis" Israel di Erbil, sebagai pembalasan atas serangan udara Negara Zionis baru-baru ini yang menewaskan personel militer Iran di Suriah.
Serangan yang menghantam Erbil setelah tengah malam itu merupakan serangan yang diumumkan secara terbuka oleh Teheran terhadap sekutu AS, sesuatu yang jarang dilakukan Iran.
Terakhir kali Iran menembakkan rudal langsung ke fasilitas AS adalah ketika menyerang pangkalan udara Ain Al Asad di Irak barat pada Januari 2020. Serangan tersebut merupakan pembalasan atas pembunuhan terhadap komandan pasukan elit Iran Jenderal Qassem Soleimani yang diperintahkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah Israel melakukan serangan udara di Suriah yang menurut IRGC menewaskan dua anggotanya.
IRGC mengeluarkan pernyataan tentang serangan pada Minggu yang dilaporkan oleh media pemerintah Iran.
"Setiap pengulangan serangan oleh Israel akan dibalas dengan tanggapan yang keras, tegas dan destruktif," kata IRGC sebagaimana dilansir Reuters.
Pemerintah daerah Kurdi Irak mengatakan serangan itu hanya menargetkan daerah pemukiman sipil, bukan situs milik negara asing, dan meminta masyarakat internasional untuk melakukan penyelidikan.
Kementerian luar negeri Irak memanggil duta besar Iran untuk Baghdad sebagai protes.
Amerika Serikat menyebut insiden ini sebagai “serangan yang keterlaluan”, sementara pihak Israel menolak berkomentar.
Serangan ini juga berpotensi berdampak pada pembicaraan program nuklir yang tengah berjalan antara Teheran dengan negara-negara besar dunia. [qnt]