Lonjakan besar harga yang disebabkan oleh krisis ekonomi telah membuat banyak keluarga tidak mampu membeli makanan, menurut penelitian tersebut, yang mengatakan sekitar 36 persen keluarga melaporkan bahwa mereka membeli makanan di pasar secara kredit.
“Hampir delapan persen mengatakan mereka mengemis atau mengandalkan amal untuk memberi makan keluarga mereka,” kata penelitian itu.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Chris Nyamandi, direktur Save the Children di Afghanistan, mengatakan bahwa dia tidak pernah melihat situasi putus asa seperti saat ini di negara itu.
“Kami merawat anak-anak yang sakit parah setiap hari yang belum makan apa pun kecuali roti selama berbulan-bulan. Tidak ada kekurangan makanan di sini – pasar penuh. Padahal anak-anak mati kelaparan karena orang tuanya tidak mampu membiayai makan,” kata Nyamandi.
Pengambilalihan Taliban atas Afghanistan pada Agustus 2021 mendorong pemerintah dan lembaga internasional untuk segera membekukan aset Bank Sentral Afghanistan di luar negeri, dengan total sekitar US$10 miliar (Rp 144 triliun). Sekitar US$7 miliar (Rp 100 triliun) dari jumlah itu disimpan di AS. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.