"Sebagian besar dari mereka yang menderita kelaparan akut berada di ibu kota, Khartoum, wilayah Darfur dan provinsi Kassala dan Nil Putih, yang paling parah dilanda konflik dan penurunan ekonomi," sebut pernyataan OCHA.
Dilaporkan pula, sekitar 4 juta anak di bawah usia 5 tahun dan wanita hamil dan menyusui diperkirakan mengalami kekurangan gizi akut dan membutuhkan nutrisi penyelamat hidup kemanusiaan.
Baca Juga:
WHO Sebut Sebagian Warga Gaza Terpaksa Konsumsi Air Got dan Pakan Ternak
Angka tersebut termasuk 618.950 anak balita dengan gizi buruk akut, di antaranya sekitar 93.000 menderita komplikasi medis dan membutuhkan perawatan khusus.
Program Pangan Dunia mengatakan, mereka terpaksa memotong jatah untuk pengungsi di seluruh Sudan karena kekurangan dana yang parah.
Mulai Juli, lebih dari 550.000 pengungsi hanya akan menerima setengah dari keranjang makanan standar, baik dalam bentuk makanan atau bantuan tunai, kata badan tersebut.
Baca Juga:
Menlu Bangladesh Minta PBB Ikut Selesaikan Masalah Pengungsi Rohingya
Badan itu juga memperingatkan bahwa pemotongan tersebut dapat memperburuk risiko perlindungan karena pengungsi dapat menggunakan mekanisme penanggulangan negatif, termasuk putus sekolah, pekerja anak, pernikahan dini dan kekerasan seksual dan berbasis gender.
PBB mengatakan tanggapan kemanusiaannya untuk Sudan pada 2022 menerima USD414,1 juta, dari total kebutuhan USD1,94 miliar. [Tio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.