WAHANANEWS.CO, Jakarta - Wilayah otonomi Kurdistan di Irak utara kembali bergolak. Rabu (16/7/2025) pagi, tiga ladang minyak strategis di kawasan itu menjadi target serangan drone bermuatan bahan peledak.
Ini menandai serangan kelima terhadap infrastruktur energi dalam waktu kurang dari seminggu, sebuah sinyal jelas bahwa keamanan kawasan kian rapuh di tengah ketegangan geopolitik regional.
Baca Juga:
Razman Arif Dituntut 2 Tahun, Hotman Paris: Jangan Ada Pengacara Seperti Dia
Menurut keterangan Kementerian Sumber Daya Alam wilayah Kurdistan, dua serangan pertama menghantam ladang minyak Peshkabir milik perusahaan Norwegia DNO, yang terletak di distrik Zakho, pada pukul 06.00 dan 06.15 waktu setempat.
"Pada pukul 06:00 dan 06:15 dua pesawat tanpa awak bermuatan bahan peledak menyerang ladang minyak Peshkabir yang dioperasikan oleh kelompok minyak Norwegia DNO di distrik Zakho," kata dinas kontraterorisme Kurdistan.
Serangan ketiga terjadi sekitar pukul 07.14 pagi dan menyasar ladang minyak yang dioperasikan perusahaan asal Amerika Serikat, Hunt Oil, di provinsi Dohuk. Meskipun tidak ada laporan korban jiwa, dua fasilitas dilaporkan mengalami kerusakan signifikan.
Baca Juga:
Malfungsi di Langit Iran, Jet Tempur Israel Hampir Mendarat Darurat
DNO ASA dalam pernyataan resminya mengonfirmasi bahwa operasional di dua lokasi terdampak, Peshkabir dan Tawke, dihentikan sementara.
Sebuah ledakan mengenai tangki penyimpanan kecil di Tawke, sementara satu ledakan lainnya merusak fasilitas pemrosesan di Peshkabir. Perusahaan tengah mengevaluasi kerusakan secara menyeluruh.
Hingga kini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas rangkaian serangan ini. Pemerintah regional Kurdistan maupun otoritas pusat Irak belum menetapkan pelaku.
Serangan ini terjadi dalam konteks situasi geopolitik yang memanas. Irak, khususnya Kurdistan, telah lama menjadi ajang rivalitas berbagai kekuatan asing, termasuk Iran dan Amerika Serikat.
Dalam beberapa pekan terakhir, serangan drone dan roket kerap dilaporkan menghantam pangkalan militer maupun fasilitas energi di wilayah tersebut.
Insiden terbaru ini terjadi hanya sehari setelah ladang minyak Sarsang yang dikelola HKN Energy (AS) di provinsi Dohuk juga diserang, memaksa penghentian operasi.
Sebelumnya, dua drone menghantam ladang minyak Khurmala, dan satu lagi berhasil ditembak jatuh di dekat Bandara Arbil.
Situasi kian diperumit oleh ketegangan antara pemerintah pusat di Baghdad dan otoritas regional di Arbil.
Sengketa lama mengenai kendali atas ekspor minyak dan pembagian pendapatan kembali mencuat, terutama setelah jalur ekspor utama ke Turki ditutup sejak 2023 akibat sengketa hukum dan masalah teknis.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]