Letnan Jenderal (Purn) Vishnu Chaturvedi dari India menilai bahwa secara teknis sistem pertahanan Rusia “tidak gagal”, melainkan disusupi.
Menurutnya, drone-drone itu kemungkinan besar diluncurkan dari dalam wilayah Rusia, bukan dari luar perbatasan. Kontainer tersembunyi di atas truk diduga menjadi peluncurnya.
Baca Juga:
Ukraina Buka 'Front Baru': 41 Pesawat Rusia Hancur, Kini Ledakkan Lagi Jembatan Krimea
"Jarak tempuh yang pendek membuat drone-drone ini menghantam target hanya dalam hitungan detik atau menit. Pasukan Rusia tak punya cukup waktu untuk bereaksi," jelas Chaturvedi.
Yang membuat situasi makin parah, lanjutnya, drone tersebut terbang sangat rendah, melewati batas bawah radar sistem seperti S-400, yang dirancang untuk menghadapi ancaman dari ketinggian dan jarak jauh. Diperkirakan 117 drone dikerahkan, membuat sistem pertahanan Rusia kewalahan.
Chaturvedi menekankan bahwa masalahnya bukan pada kualitas teknologi S-400, melainkan pada kegagalan intelijen Rusia.
Baca Juga:
'Jaring Laba-Laba' Menembus Kutub Utara, Zelensky Hantam Jet Strategis Rusia
Ia menyebut Ukraina telah menyiapkan operasi ini lebih dari setahun, mungkin dengan menyelundupkan drone ke Rusia lewat Kazakhstan. Namun, dinas intelijen Rusia tidak berhasil mendeteksinya.
"Sistem S-400 sangat mumpuni untuk menangkis ancaman hingga 400 km, tapi ia tidak dirancang untuk menghadapi serangan dari dalam wilayahnya sendiri, pada ketinggian rendah dan dengan jarak yang sangat dekat," ujarnya, seperti dikutip India TV News, Selasa (3/6/2025).
Ini bukan kali pertama pesawat nirawak Ukraina menjebol pertahanan Rusia.