Antara 2023 dan 2024, Ukraina juga berhasil menghancurkan beberapa sistem S-400, termasuk perangkat radar intinya.
Meski demikian, Chaturvedi menegaskan bahwa kegagalan ini tak serta-merta membuktikan kelemahan sistem.
Baca Juga:
Ukraina Buka 'Front Baru': 41 Pesawat Rusia Hancur, Kini Ledakkan Lagi Jembatan Krimea
Penyebabnya bisa jadi kurangnya pengalaman operator, kesalahan dalam penempatan, atau tidak adanya dukungan pertahanan berlapis yang semestinya mengiringi sistem S-400, hal yang sangat diperhatikan India dalam penggunaannya.
Ia juga memperingatkan bahwa Kremlin hampir pasti akan membalas.
"Presiden Putin akan membalas dengan kekuatan. Kyiv dan Sumy bisa menghadapi serangan yang lebih intensif," kata Chaturvedi. Ia juga menyindir strategi Ukraina.
Baca Juga:
'Jaring Laba-Laba' Menembus Kutub Utara, Zelensky Hantam Jet Strategis Rusia
"Zelensky telah mengubah negara yang dulu berkembang menjadi zona perang. Bahkan jika Ukraina keluar dari konflik ini, akan dibutuhkan 15 hingga 20 tahun untuk membangun kembali institusi dan ekonominya," jelasnya.
Meski Rusia juga menderita dalam perang yang tak kunjung usai ini, serangan drone yang sukses dan lemahnya pertahanan telah membuka mata dunia akan rapuhnya kekuatan militer superpower jika dihadapkan pada taktik asimetris, murah, dan sulit dilacak.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.