Perang ini akan "menghancurkan segalanya dan mendorong segala sesuatunya ke arah yang berbahaya yang tidak akan membuat terwujudnya keamanan atau perdamaian bagi siapa pun," tutur Abu Rudeina dalam pernyataan pers yang diterbitkan oleh kantor berita Palestina, WAFA.
Abu Rudeina meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional untuk menghentikan perang "berdarah" di Gaza ini.
Baca Juga:
Langgar Gencatan Senjata, Israel-Hizbullah Saling Serang Lagi
Tentara, aparat keamanan, dan otoritas intelijen Israel Shin Bet mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa personel mereka telah "menyerang struktur teroris" di wilayah tersebut dan membebaskan empat sandera Israel.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa orang-orang yang diculik tersebut telah diselamatkan dalam keadaan hidup oleh personel Shin Bet dan Unit Kepolisian Khusus dari dua wilayah terpisah di jantung Nuseirat.
Orang-orang yang diselamatkan tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit Tel Hashomer di Israel untuk menjalani pemeriksaan medis, papar pernyataan itu.
Baca Juga:
Warga Sipil Dilarang Tentara Israel Memasuki Desa-desa Lebanon Selatan
Tentara Israel melakukan serangan berskala besar di Gaza sejak 7 Oktober 2023, setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota-kota Israel yang berdekatan dengan Jalur Gaza. Dalam serangan Hamas tersebut, sekitar 1.200 orang tewas dan sekitar 250 lainnya disandera.
Usai penyelamatan keempat orang tersebut, 120 warga Israel masih disandera di Jalur Gaza, dengan 43 di antaranya oleh pihak Israel dianggap telah tewas.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.