WahanaNews.co | Amerika Serikat (AS) secara resmi mulai menarik pasukan
terakhirnya dari Afghanistan, Sabtu (1/5/2021).
Itu menjadi tanda bahwa Negara Paman
Sam itu akan mengakhiri perang terlama yang pernah melibatkan tentara negara
tersebut.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Seperti dilansir AFP, langit di atas kota Kabul dan dekat pangkalan udara Bagram
dipenuhi kesibukan lebih dari biasanya untuk membawa pergi segenap sarana
prasarana militer yang sekitar 20 tahun ini berada di sana.
Plt Menteri Pertahanan Afghanistan, Zia Yasin, menerangkan, para
prajurit AS dan sekutu akan meninggalkan basis mereka di seantero negeri itu
untuk berkumpul dulu di Bagram.
Bagram adalah basis militer terbesar
AS di Afghanistan.
Baca Juga:
Afghanistan Kembali Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo
"Dari sana, mereka akan pergi ke
negara-negara masing-masing," ujar Yasin.
Di satu sisi, pasukan keamanan
Afghanistan dalam kesiapsiagaan tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan risiko
serangan milisi Taliban pascakepergian tentara AS.
"Amerika akan memulai secara
resmi menarik diri dari Afghanistan mulai 1 Mei, dan Taliban mungkin akan
meningkatkan kekerasan," ujar Plt Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Hayatullah Hayat.
Setelah hampir 20 tahun bercokol di
Afghanistan, Amerika Serikat berencana menarik seluruh tentaranya.
Presiden AS, Joe Biden, menargetkan, penarikan pasukan itu paling lambat
pada 11 September 2021 atau tepat 20 tahun serangan teror pada menara kembar
WTC di New York.
Serangan teror itu jadi pemicu
perburuan besar-besaran pada anggota Al Qaidah di bawah komando Osama bin Laden
yang dituding jadi dalang penyerangan.
Biden menyatakan, Afghanistan bukan lagi jadi prioritas negaranya saat ini.
Di satu sisi, kelompok Taliban
mengklaim seharusnya tentara AS ditarik semua pada 1 Mei ini, sesuai dengan kesepakatan tahun lalu.
Mereka juga memperingatkan akan ada "kekerasan yang jelas" lagi bila para prajurit AS belum
sepenuhnya ditarik.
"Pada prinsipnya ini membuka
jalan bagi pejuang kami untuk mengambil tindakan yang tepat terhadap pasukan
penyerang," ujar juru bicara Taliban, Mohammad
Naeem.
Naeem mengatakan, kelompok itu sendiri sedang menunggu perintah dari para
pemimpinnya.
Sementara itu, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, menegaskan, pasukan
pemerintah --yang selama berbulan-bulan telah melakukan sebagian besar
pertempuran darat melawan Taliban-- "sepenuhnya mampu" untuk
menahan pemberontak.
Dia mengatakan, penarikan
itu juga berarti Taliban tidak punya alasan untuk berperang.
"Siapa yang akan kamu bunuh
[Taliban]? Apa yang akan kamu hancurkan? Dalih kamu memerangi orang asing
sekarang sudah berakhir," kata Ghani, dalam
pidatonya pekan ini.
Salah satu petugas polisi di Kandahar,
Abdul Malik, mengatakan, mereka bersiap menghadapi segala
ancaman apapun setelah kepergian tentara AS.
"Kami harus menjaga tanah air
kami... Kami akan melakukan segala yang terbaik untuk mempertahankan tanah
kami," ujar Malik. [dhn]