Sementara itu, pengamat dari Jejaring Pertahanan Korsel, Le Il Woo, menilai pembuatan drone ini penting bagi Korsel untuk menetralkan sistem pertahanan anti-pesawat yang dimiliki Korut.
"Mereka [drone] dapat melangsungkan misi pertempuran di garis depan, sementara kendaraan berawak dapat berada di belakang dan mengamankan diri dari tembakan agresif. Ini dapat secara drastis meningkatkan jangkauan operasional angkatan udara," kata Lee.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Namun, saya pikir perlu waktu setidaknya sepuluh tahun sampai Korsel bisa menggabungkan KF-21 mereka dengan UAV yang beroperasi untuk sistem tim tanpa awak dan dengan awak."
Meski demikian, Lee dan Shin masih mempertanyakan drone tersebut dapat digunakan untuk membantu menargetkan pejabat Korut atau tidak.
"UAV terlalu kecil untuk membawa bom penghancur bungker, sementara satu F-35 dapat membawa 900 kg bom untuk menghancurkan bungker beton," kata Lee.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
Ia juga menyatakan bahwa jet tempur tak perlu ditemani dengan drone untuk menyerang target di belakang garis musuh.
Belakangan ini, Korsel memang tak lagi menutup-nutupi keinginan mereka untuk menyerang pejabat Korut jika Seoul diserang. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.