Singapura juga mendesak Myanmar untuk bekerja sama dengan utusan khusus ASEAN, Menteri Luar Negeri kedua Brunei Erywan Yusof.
Kunjungan Erywan telah tertunda karena pihak junta dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga:
Peringatan Kemerdekaan, Junta Myanmar Akan Bebaskan 7.000 Tahanan
Ia telah meminta untuk bertemu dengan semua pihak di Myanmar, termasuk pemimpin terguling Aung San Suu Kyi, yang ditahan dalam kudeta.
Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan minggu ini Erywan akan diterima di Myanmar, tetapi tidak akan diizinkan untuk bertemu Suu Kyi karena dia didakwa melakukan kejahatan.
Menteri Luar Negeri Malaysia mengatakan akan tergantung pada junta Myanmar untuk memutuskan perwakilan alternatif untuk KTT.
Baca Juga:
Junta Militer Myanmar Bom Festival Musik, Artis Top Kachin Tewas di Tempat
"Kami tidak pernah berpikir untuk mengeluarkan Myanmar dari ASEAN, kami percaya Myanmar memiliki hak yang sama (seperti kami)," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah, kantor berita Bernama melaporkan.
Ketua ASEAN saat ini, Brunei Darussalam, mengatakan seorang tokoh non-politik dari Myanmar akan diundang ke KTT 26-28 Oktober, setelah tidak ada konsensus yang dicapai untuk kehadiran perwakilan politik.
"Karena tidak ada kemajuan yang memadai... serta kekhawatiran atas komitmen Myanmar, khususnya dalam membangun dialog konstruktif di antara semua pihak terkait, beberapa Negara Anggota ASEAN merekomendasikan agar ASEAN memberi ruang kepada Myanmar untuk memulihkan urusan dalam negerinya dan kembali normal," Kata Brunei, Reuters melaporkan.