Trump mengklaim tengah berunding dengan para pemimpin Afghanistan untuk menguasai kembali pangkalan tersebut, dengan alasan lokasinya dekat dengan infrastruktur nuklir utama China.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan dukungan negaranya kepada Afghanistan yang menolak kembalinya pasukan AS.
Baca Juga:
Menyelisik Pola Pikir Pemimpin Taliban Usai 2 Tahun Kuasai Afghanistan
“China menghormati kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial Afghanistan. Masa depan Afghanistan harus berada di tangan rakyat Afghanistan,” katanya.
“Menimbulkan ketegangan dan konfrontasi di kawasan tidak akan didukung,” imbuhnya.
Trump sendiri melontarkan ancaman keras jika Afghanistan tidak menyerahkan pangkalan tersebut.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
“Jika Afghanistan tidak mengembalikan Pangkalan Udara Bagram kepada mereka yang membangunnya, Amerika Serikat, HAL-HAL BURUK AKAN TERJADI!!!” tulis Trump di Truth Social.
Trump kerap menyesalkan hilangnya Bagram, terutama karena kedekatannya dengan China, namun pada Kamis lalu ia untuk pertama kalinya menyatakan sedang menangani isu ini secara langsung.
“Kami sedang berusaha untuk mendapatkan, ngomong-ngomong, itu bisa jadi berita besar. Kami berusaha mendapatkannya kembali karena mereka membutuhkan sesuatu dari kami,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.