Israel melancarkan perang bulan lalu terhadap Hamas, setelah kelompok perlawanan Palestina itu menyusup dan menyerang Israel selatan. Sekitar 1.200 orang tewas dan 240 orang disandera di Gaza, menurut Israel.
Di lain pihak, Palestina mengatakan lebih dari 11.000 warga sipil, 40 persen di antaranya anak-anak, tewas dan lebih dari separuh penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal akibat serangan tanpa henti yang dilakukan Israel.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Sejak pasukan darat Israel memasuki Gaza pada akhir Oktober dan mengepung Kota Gaza, pertempuran terkonsentrasi di kawasan sekitar Al Shifa, rumah sakit terbesar di wilayah kantung Palestina itu.
Qidra, sang jubir Kemenkes Gaza, mengatakan tank Israel kini berjaga di gerbang RS Al Shifa.
Penembak jitu dan pesawat nirawak Israel menembaki rumah sakit, sehingga petugas medis dan pasien tidak bisa berbuat apa-apa.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Kami dikepung dan berada dalam lingkaran kematian," katanya.
Israel memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan RS itu dan meminta petugas medis memindahkan pasien ke tempat lain.
Israel mengaku telah berusaha mengungsikan bayi-bayi baru lahir dari ruang inkubator dan menawarkan 300 liter bahan bakar untuk menyalakan generator darurat di pintu masuk Al Shifa, tetapi tawaran tersebut ditolak oleh Hamas.