Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, sependapat dengan Baerbock. Ia menekankan bahwa Eropa telah berhasil menahan invasi Rusia dalam skala penuh.
Barrot juga menyoroti bahwa perang ini justru mempererat solidaritas di antara negara-negara Eropa, yang kini meningkatkan anggaran pertahanan guna menjamin keamanan jangka panjang.
Baca Juga:
Bergabung dengan BRICS, Pengamat: Indonesia Bakal Dapat Keuntungan Baru
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, menegaskan bahwa Rusia tetap menjadi ancaman utama bagi demokrasi dan stabilitas Eropa.
"Di Polandia, kami tidak ragu bahwa ancaman terbesar terhadap Eropa dan demokrasi liberal datang dari Rusia di bawah kepemimpinan Putin," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Polandia telah menaikkan anggaran pertahanan menjadi 4,7 persen dari PDB, mencerminkan keseriusan dalam menghadapi ancaman ini.
Baca Juga:
Sejarah Pariwisata Indonesia Dimulai Pada Masa Kolonial
Eropa Tak Bisa Berdiam Diri
Sikorski memperingatkan bahwa Eropa kini membayar harga atas kelalaiannya selama bertahun-tahun dalam mengalokasikan dana pertahanan yang memadai.
"Cepat atau lambat, kita harus terlibat lebih jauh di Ukraina. Ini adalah konsekuensi dari Eropa yang terlalu lama menikmati 'dividen perdamaian' tanpa kesiapan yang cukup," katanya.