Namun komentar Blinken, setelah pertemuan dengan Netanyahu, menunjukkan bahwa kesepakatan gencatan senjata bukanlah hal yang sia-sia.
"Jelas ada hal-hal yang tidak masuk akal dalam apa yang (Hamas) ajukan," kata Blinken dalam sebuah konferensi tanpa merinci hal-hal yang tidak masuk akal tersebut.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Namun kami juga melihat adanya ruang untuk melanjutkan negosiasi, untuk melihat apakah kami bisa mencapai kesepakatan. Itulah yang ingin kami lakukan," ungkapnya.
Sebagai informasi, Blinken bertemu dengan para pemimpin Qatar dan Mesir pada hari Selasa dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah pada hari Rabu.
Seorang pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menggambarkan pernyataan Netanyahu sebagai keberanian politik yang menunjukkan niat pemimpin Israel tersebut untuk melanjutkan konflik di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Seorang pejabat Hamas lainnya, Osama Hamdan, mengatakan sebuah delegasi Hamas yang dipimpin oleh pejabat senior Hamas, Khalil Al-Hayya, akan berangkat pada hari Kamis ke Kairo untuk melakukan perundingan gencatan senjata dengan para penengah dari Mesir dan Qatar. Hamdan mendesak faksi-faksi bersenjata Palestina untuk terus bertempur.
Israel sebelumnya mengatakan tidak akan menarik pasukannya keluar dari Gaza atau mengakhiri perang sampai Hamas dimusnahkan.
Namun sumber-sumber yang dekat dengan perundingan menggambarkan Hamas mengambil pendekatan baru melalui tiga tahap terhadap tuntutannya yang telah lama diajukan untuk mengakhiri perang, dan mengajukan hal ini sebagai isu yang harus diselesaikan dalam perundingan di masa depan, bukan sebagai syarat gencatan senjata.