Ko Myo Gyee mengatakan bahwa sekitar 2.000 orang tinggal di Kebar, yang sebagian besar adalah petani padi dan wijen.
“Kami kehilangan hasil panen yang kami panen. Kami berhasil memadamkan api, tetapi sebagian besar penduduk desa masih bersembunyi di hutan karena mereka terlalu takut untuk pulang dan sekarang berusaha sekuat tenaga untuk bertahan hidup,” tambahnya.
Baca Juga:
Tragis! Rumah di Nias Utara Ludes Dilahap Si Jago Merah, Nenek 80 Tahun Tewas
Menurut Ko Myo Gyee, di antara mereka yang masih bersembunyi di hutan adalah orang tua, anak-anak, ibu hamil, bahkan orang lumpuh yang harus dibawa ke luar desa dengan gerobak.
“Pasukan militer telah menyalahgunakan kekuasaan mereka sejak hari pertama mereka secara ilegal mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari,” katanya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.