Menurut IAEA, pengayaan uranium jenis
U-235 yang dilakukan Iran saat ini mencapai 55,3 persen.
Berdasarkan perjanjian yang disepakati
pada 2015, Iran hanya boleh memperkaya uranium hingga 3,67 persen.
Baca Juga:
AS-Israel Sepakati Deklarasi Yerusalem Demi Cegah Program Nuklir Iran
Angka ini jauh dari yang diperlukan
mengembangkan senjata nuklir, yaitu 90 persen.
Iran terus meningkatkan persentase
pengayaan uranium sejak Amerika Serikat di masa kepemimpinan Presiden Donald
Trump keluar dari perjanjian nuklir secara sepihak.
Trump lantas kembali menjatuhkan
serangkaian sanksi kepada Iran.
Baca Juga:
Iran Tuding Resolusi Negatif IAEA Bahayakan Negosiasi Nuklir
Langkah Trump didukung oleh Israel
yang merupakan seteru Iran.
Pemerintah AS menyatakan keberatan
dengan langkah Iran meningkatkan persentase pengayaan uranium hingga 60 persen.
Apalagi Iran menyatakan program nuklir
mereka bertujuan damai, yakni untuk sumber energi listrik.