Sekitar pukul 3.30 pagi pada tanggal 22 Maret 2010 - dua belas hari setelah operasi di SJMC - Siow mengalami pendarahan di lokasi operasi.
Keluarganya membawa Siow ke Rumah Sakit Columbia Asia - Puchong untuk mendapatkan pertolongan pertama, karena rumah sakit ini lebih dekat dengan rumah mereka daripada SJMC.
Baca Juga:
Kapolri Dapat Gelar Panglima Gagah Pasukan Polis dari Kerajaan Malaysia
Di bagian A&E Rumah Sakit Columbia Asia - Puchong, Siow diperiksa oleh petugas medis yang kemudian memanggil konsultan bedah THT Dr Megat Shiraz.
Berdasarkan latar belakang klaim Siow, seperti yang tertulis dalam putusan Pengadilan Tinggi, Dr Megat Shiraz merekomendasikan agar Siow menjalani pemeriksaan dengan anestesi dan debridemen luka dengan anestesi umum, atau pembedahan.
Debridemen adalah proses pengangkatan kulit mati dan material asing dari luka. Dr Noor Asilah adalah ahli anestesi konsultan yang menangani Siow.
Baca Juga:
Pelaku Penyandera Bocah di Pospol Pejaten Mau Uang Tebusan dan Seorang Resedivis TPPO
Siow mengalami komplikasi bahkan sebelum operasi dimulai. Di area airlock di luar ruang operasi, ia mulai memuntahkan darah dalam jumlah banyak dan mengalami pendarahan hebat.
Meskipun ada upaya dari ahli bedah THT dan ahli anestesi untuk menangani komplikasi, Siow pingsan dan resusitasi darurat harus dilakukan, setelah itu Dr Megat Shiraz melanjutkan untuk melakukan operasi yang berjalan lancar.
Tetapi Siow menderita kerusakan otak hipoksia, kata Pengadilan Federal. Cedera otak hipoksia terjadi ketika otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup, menyebabkan sel-sel otak mati.