Di lapangan, serangan udara Israel menelan korban jiwa. Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, melaporkan bahwa seorang warga sipil tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan di pinggiran Harasta dan kota al-Tall, wilayah dekat ibu kota Damaskus.
Ketegangan kian memuncak ketika sebuah helikopter militer Israel dilaporkan mendarat sebentar di wilayah Suwayda, Suriah selatan, sebelum kembali mengudara tanpa alasan jelas. Informasi ini diperoleh dari beberapa sumber kepada Al Jazeera, Minggu (4/5/2025).
Baca Juga:
Oposisi Beri Izin, Mohammed Al-Bashir Jadi Pemimpin Pemerintahan Transisi Suriah
Merespons tuduhan tersebut, militer Israel mengeluarkan pernyataan bahwa mereka telah menargetkan baterai antipesawat serta infrastruktur rudal permukaan-ke-udara milik Suriah, dengan dalih, “Kami akan terus bertindak sebagaimana diperlukan untuk melindungi warga negara Israel.”
Namun, serangan paling sensitif secara politik terjadi sehari sebelumnya, di dekat Istana Presiden Suriah di Damaskus.
Dalam pernyataan bersama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menyebut serangan itu sebagai “Pesan peringatan kepada pemerintah Suriah.”
Baca Juga:
Damaskus Diserbu, Lebih dari 50.000 Warga Suriah Selamatkan diri ke Lebanon
Keduanya juga menegaskan, “Kami tidak akan mentoleransi pengerahan pasukan di selatan Damaskus atau ancaman terhadap komunitas Druze.”
Meski Israel berusaha menampilkan diri sebagai pelindung kelompok Druze di Suriah, realitas di lapangan menunjukkan sebaliknya.
Dalam serangan udara Israel di provinsi Suwayda, empat warga Druze dilaporkan tewas. Tragedi ini memicu kecaman luas, mengingat Israel sebelumnya menyatakan bahwa, “Kami hadir untuk melindungi komunitas Druze dari ancaman di Suriah.”