Anwar menjelaskan, Mustafa Kemal mengubah sistem pemerintahan Turki dengan melarang agama Islam dibawa di kehidupan sehari-hari.
“Jadi Mustafa Kemal Attaturk ini adalah seorang tokoh yang sangat sekuler yang tidak percaya ajaran agamanya akan bisa menjadi solusi dan akan bisa membawa turki menjadi negara maju,” lanjutnya.
Baca Juga:
Belanda Bangkit, Menang 2-1 atas Turki di Euro 2024 Berlin
Menurut Anwar, Mustafa Kemal tidak pantas dijadikan nama jalan di Jakarta karena menurut fatwa MUI dia adalah tokoh sesat.
“Oleh karena itu, kalau pemerintah Indonesia akan tetap menghormatinya dengan mengabadikan namanya menjadi nama salah satu jalan di ibukota Jakarta, hal demikian jelas akan sangat-sangat menyakiti hati umat Islam,” tegas Anwar.
Usulan adanya nama tokoh Turki yang jadi nama jalan di Jakarta muncul setelah nama Presiden Sukarno ada di Turki.
Baca Juga:
Timnas Turki Menang Melawan Georgia di Euro 2024 Skor 3-1
Sebagai gantinya, Turki ingin ada nama tokoh negera mereka yang jadi nama jalan di Jakarta.
Saat ini, nama yang muncul dan diusulkan untuk jadi nama jalan adalah Mustafa Kemal Attaturk.
Ini lalu menimbulkan polemik.