WahanaNews.co | Varian
Delta Covid-19 akan menjadi jenis virus yang dominan secara global.
"Varian Delta sedang dalam proses menjadi varian
dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya (penularan),"
ujar Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan, seperti
dikutip Reuters, Senin (21/6/2021).
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Sejumlah negara di Eropa tengah mengalami lonjakan
kasus, salah satu penyebabnya karena varian yang pertama kali teridentifikasi
di India itu.
Di Inggris, pejabat kesehatan melaporkan peningkatan
kasus Covid-19 dengan varian Delta. Menurut data Kesehatan Masyarakat Inggris,
total kasus Covid-dengan varian tersebut mencapai 75.953.
Sementara pejabat kesehatan Jerman menyatakan varian
Delta akan segera menjadi varian dominan meskipun vaksinasi di negara itu
meningkat.
Baca Juga:
Mudah Menular, Benarkan Covid Centaurus Lebih Parah dari Delta?
Rusia, khususnya di Kota Moskow juga mengalami
peningkatan kasus Covid-19 yang tajam. Sebagian besar kasus itu berkaitan
dengan varian Delta, sehingga memicu ketakutan akan gelombang ketiga.
Tak hanya fokus di Eropa, salah satu pejabat WHO
mengatakan Afrika tetap menjadi area yang menjadi perhatian, meskipun hanya
menyumbang sekitar 5 persen dari infeksi global dan 2 persen untuk angka
kematian.
Kepala program darurat WHO Mike Ryan menyatakan kasus
Covid-19 baru di Namibia, Sierra Leone, Liberia dan Rwanda telah melonjak pada
minggu lalu, sementara akses vaksin masih sangat minim.
"Realitasnya bahwa di era berbagai varian, dengan
peningkatan penularan, kami telah meninggalkan sebagian besar populasi,
populasi yang rentan di Afrika, tidak terlindungi oleh vaksin."
Hingga kini, menurut data Worldometer, total kasus
Covid-19 di seluruh dunia mencapai 179 juta lebih infeksi dan jumlah kematian
sebanyak 3.882.080 jiwa.
Amerika masih menduduki posisi pertama dengan kasus
Covid-19 terbanyak, disusul India, Brasil dan Prancis. (RRI/Tio)