"Dan proyeksi kekuatan udara jarak jauh yang ambisius ini menunjukkan komitmen kami terhadap kawasan dan mitra kami," kata dia.
Menanggapi pengerahan ini, sejumlah pengamat menilai NATO tengah cemas dengan gerakan China di kawasan Indo-Pasifik.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Peneliti Institut Hubungan Internasional Kontemporer China, Sun Keqin, mengatakan Jerman telah membuat perubahan dalam kebijakan keamanan mereka setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Dia mengatakan pengerahan itu dilakukan dengan latar belakang NATO yang menyatakan bahwa China adalah tantangan sistemik.
"Indo-Pasifik adalah fokus AS dan itu menunjukkan Jerman berkoordinasi dengan AS, yang merupakan saingan China," kata Sun.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Dia juga mengatakan pengerahan pesawat Jerman tidak perlu karena, "Tak punya wilayah di Pasifik."
"Dalam keadaan normal, tidak perlu sama sekali terlibat dalam langkah ini, dan Jerman memiliki banyak perdagangan di sini," ucap Sun lagi.
Ia menilai kekuatan militer setelah Perang Dunia II tak memunculkan citra positif, dan mudah membuat orang berpikir bahwa pengerahan itu menandakan pergeseran kekuatan militer.