Mereka menggambarkan brain rot sebagai keadaan yang ditandai dengan "kabut mental", kelelahan mental, berkurangnya rentang perhatian, serta penurunan kemampuan kognitif.
Tak Hanya untuk Otak
Baca Juga:
Penelitian Bongkar Cara Kerja Otak Membantu Move On dari Cinta Lama
Menurut Dr. Nadia Putri, pakar neurologi dan kesehatan digital, brain rot tidak hanya berdampak pada penurunan fungsi kognitif, tetapi juga berpotensi menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
"Ketika seseorang terlalu lama terpapar konten digital yang tidak menantang, otak kehilangan stimulus yang diperlukan untuk berkembang. Ini bisa berdampak pada daya ingat, kemampuan berpikir kritis, bahkan meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti demensia di usia lanjut," jelasnya.
Selain itu, brain rot juga bisa memicu gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Psikolog klinis Dr. Aditya Satria menyebut bahwa konsumsi konten berlebihan, terutama yang bersifat pasif, dapat menciptakan efek ketergantungan.
Baca Juga:
Fakta Mengejutkan, Mengupil Ternyata Bisa Picu Alzheimer!
"Otak kita terbiasa mendapatkan dopamine instan dari media sosial, yang membuat kita sulit fokus pada hal-hal yang lebih kompleks dan bermakna. Ini bisa menyebabkan stres, rasa tidak puas dengan kehidupan nyata, hingga kecanduan digital," tambahnya.
Menghindari Brain Rot
Para ahli menyarankan beberapa langkah untuk mengurangi risiko brain rot, seperti membatasi waktu penggunaan media sosial, melakukan aktivitas yang menstimulasi otak seperti membaca buku atau belajar keterampilan baru, serta menerapkan detoks digital secara rutin.