Tersumbatnya aliran darah ke otot jantung ini akan mengakibatkan kerusakan otot-otot jantung, yang menyebabkan gangguan pompa jantung (gagal jantung) dan kematian.
Berdasarkan data WHO, penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit tidak menular penyebab kematian tertinggi di dunia.
Baca Juga:
Bahayakan Kesehatan, BPKN: Waspadai AMDK dengan Bromat Melebihi Batas Aman
Pada 2015 saja tercatat lebih dari 7 juta orang meninggal karena penyakit jantung koroner. Sedangkan di Indonesia, lebih dari 2 juta orang diketahui mengidap penyakit ini pada 2013.
Dari jumlah tersebut, penyakit jantung koroner lebih sering terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.
Faktor penyebab penyakit jantung koroner cukup banyak. Meski demikian, penelitian menunjukkan tekanan darah tinggi, kolesterol dan trigliserida tinggi, diabetes, kegemukan, kebiasaan merokok, serta peradangan pada pembuluh darah merupakan faktor utama yang mencederai dinding arteri.
Baca Juga:
Penyakit Mpox Jadi Darurat Kesehatan Global, Kenali Cara Penularannya
Saat arteri rusak, plak akan lebih mudah terjadi dan menyebabkan penebalan atau penyempitan.
Beberapa keadaan atau penyakit lain yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner meliputi genetik, gaya hidup malas bergerak, konsumsi alkohol berlebihan, dan stres akibat kesibukan.
Konsultan kardiologi intervensi di RS Pondok Indah itu menjelaskan tanda-tanda dan gejala penyakit ini.