Meski ramai dibicarakan belakangan ini, virus Nipah sebetulnya bukan hal baru.
Laporan pertama atas virus ini pertama kali tercatat pada 1998-1999 di sekitar Sungai Nipah, Malaysia. Saat itu, terjadi wabah yang menjangkiti babi-babi peliharaan para peternak di sana.
Baca Juga:
Banyak Warga Israel Masuk RS, Ini Fakta-fakta Serangan Virus Mematikan West Nile
Setelah kasus Nipah pertama terdeteksi di Malaysia dan meluas ke Singapura, virus ini kemudian merambah Asia Selatan. Pada 2001, kasus virus ini ditemukan di Bangladesh.
Meski keberadaannya pertama terdeteksi di Asia, namun bukan berarti belahan dunia lain dipastikan aman. Ini karena sudah ada bukti bahwa virus Nipah dibawa oleh beberapa jenis kelelawar yang hidup di berbagai negara.
Adakah Kasus Virus Nipah di Indonesia?
Baca Juga:
Demam Lassa Menyebabkan 156 Kematian di Nigeria dalam Empat Bulan Terakhir
Sementara virus Nipah telah menjadi wabah di sejumlah negara, sejauh belum ada laporan atas kasus virus tersebut di Indonesia per 25 September 2023. Meski demikian, Pemerintah Indonesia telah meningkatkan kewaspadaan.
Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah mengeluarkan surat edaran bernomor HK.02.02/C/4022/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Nipah.
Surat itu telah disampaikan kepada Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan para pemangku kepentingan lainnya.