Saat itu, lanjut dia, banyak pasien yang mengantre tak terurus oleh pihak rumah sakit.
Selain itu, banyak pula pasien yang mengantre masuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Baca Juga:
Ledakan Mengerikan di SMAN 72 Jakarta, Ini Jejak CCTV FN Sebelum Tragedi
"Saya bilang, ini rumah sakit atau pasar? Orang mengantre semua, padahal sudah sekarat. Saya bilang lagi, 'Enggak bisa, ini harus tambah gedung rumah sakit'," kata Ahok, kala itu.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Koja saat itu, Togi Asman Sinaga, mengatakan, perlu ada Detail Engineering Design (DED) terlebih dahulu untuk pembangunan RS.
Waktu pelaksanaan DED hingga satu tahun lamanya.
Baca Juga:
Densus 88 Ungkap Pelaku Ledakan SMAN 72 Bawa 7 Peledak, 4 Meledak di Dua Lokasi
Setelah DED, dilakukan lelang tender yang memakan waktu hingga tiga tahun.
"Ya ilah, mati duluan itu orang, nunggu kelamaan. Kalau ditambah lelang tiga tahun, berarti tahun 2015-2016-2017, keburu gue enggak jadi Gubernur lagi," kata Ahok, tertawa.
Belum lagi, lanjutnya, kalau pembangunan gedung itu selesai, Pemprov DKI masih perlu melakukan lelang tender pengadaan perlengkapan alat kesehatannya.