WahanaNews.co | Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menyesalkan Kasus Luar Biasa (KLB) Polio di Aceh yang menimpa pasien anak-anak berusia tujuh tahun. Mereka diketahui tidak memiliki riwayat imunisasi.
“Ini kan yang kena polio itu gak pernah vaksin ya sejak awal gak pernah vaksin. Kemudian cakupan vaksinasi polio di daerah itu juga rendah, sehingga ada korbannya," ujar Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) saat ditemui usai menggelar Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak (PIT-IKA) XI DKI Jakarta di Hotel Shangri-La pada Minggu (20/11/2022).
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Indonesia sudah ditetapkan bebas polio sejak 2014 oleh WHO, tetapi baru-baru ini kasus polio muncul lagi.
IDAI menginginkan kesadaran dari para orang tua terhadap risiko penyakit yang jauh lebih berbahaya apabila anak-anaknya tidak diimunisasi.
Hendaknya seluruh orang tua di Indonesia dapat lebih bijak menentukan prioritas, terlebih untuk kesehatan jangka panjang buah hatinya.
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
“Kami sangat berharap masyarakat sadar bahwa sebetulnya penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi jauh lebih berbahaya daripada vaksinnya. Jadi, jangan galau oleh vaksin, tapi tidak galau dengan penyakitnya, ini kita kan gak boleh gagal fokus, gak boleh keliru memilih prioritas hidup”, ungkap Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) kepada awak media (20/11).
Perhatian IDAI kini adalah bagaimana masyarakat itu tahu bagaimana bahaya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Apabila dijabarkan deretan penyakit yang dimaksud seperti hepatitis B, poliomyelitis, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, pneumoni dan meningitis.
“Fokus kami (IDAI) adalah bagaimana masyarakat itu tahu betul apa bahaya penyakitnya sehingga dia concern dengan vaksinasi. Kalau dia tidak kenal dengan penyakitnya apa, seperti apa mengerikannya penyakit itu. Maka masyarakat akan menganggap sepele dengan vaksinasi”, tambah Dokter Piprim.