WahanaNews.co | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI membangun 9 posyandu di sejumlah kampung wilayah Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten untuk melayani kesehatan Suku Badui.
"Untuk menjangkau semua kampung, pelayanan kesehatan dilakukan dengan mendirikan sembilan posyandu, masing-masing diisi satu bidan," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Sembilan posyandu itu berada di wilayah kerja Puskesmas Cisimeut, yang juga menaungi Desa Margawangi, Bojongmenteng, Nayagati, Cisimeut, dan Cisimeut Raya.
Desa Kanekes mencakup 68 kampung dan tiga di antaranya dihuni oleh masyarakat Badui Dalam, yakni Kampung Cibeo (sekitar 100 kepala keluarga/KK), Kampung Cikawarna (160 KK), dan Kampung Cikeusik (40 KK).
"Sehingga, setiap posyandu ada yang melayani empat hingga tujuh kampung," jelas Nadia.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Nadia mengatakan bahwa kegiatan posyandu dilaksanakan di rumah adat panggung Sunda agar warga yang datang untuk mengakses pelayanan kesehatan merasa lebih nyaman.
Peningkatan akses warga Suku Badui terhadap pelayanan kesehatan antara lain ditujukan untuk menekan angka kematian ibu melahirkan di kalangan masyarakat Badui.
Menurut data pemerintah, selama 2022 ada lima ibu melahirkan yang meninggal di wilayah kerja Puskesmas Cisimeut dan sejak awal tahun 2023 ada tiga ibu melahirkan yang meninggal.
Menurut Rika Nopita, bidan dari Puskesmas Cisimeut yang bertugas di Desa Kanekes, kematian ibu antara lain terjadi karena keterlambatan deteksi kelainan pada masa kehamilan.
"Ibu hamil dari Suku Badui biasanya tidak rutin cek kandungan, karena pada bulan berikutnya ibu hamil ini pergi ke ladang," jelasnya.
"Saat ini kendala tersebut dapat diatasi dengan adanya pemeriksaan menggunakan USG untuk memeriksa kondisi kandungan ibu hamil di Badui Dalam. Pemeriksaan sebelumnya hanya ada di klinik dan Puskesmas Leuwidamar," ujar dia.
Puskesmas Cisimeut pada Oktober 2022 mendapat bantuan alat USG portabel dari Rumah Sakit Universitas Indonesia dan pada awal 2023 mendapat bantuan alat USG dari Dinas Kesehatan Lebak untuk mendukung pelaksanaan pemeriksaan kehamilan.
"Sekarang sudah ada USG, kami punya jadwal setiap Selasa dan Kamis di puskesmas dan diperiksa oleh dokter spesialis. Ibu hamil yang datang juga banyak untuk USG karena dekat," ujar Rika.
Ia mengatakan bahwa puskesmas juga melaksanakan penyuluhan dan pembagian suplemen nutrisi kepada ibu hamil guna meminimalkan risiko kematian ibu melahirkan.
"Kami juga melaksanakan penyuluhan tanda bahaya kehamilan dan memberikan tablet Fe (zat besi) di posyandu. Ketika ada kelainan saat USG, bidan harus langsung konsultasi ke dokter spesialis," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]