Namun, jumlah tenaga kesehatan bisa bertambah apabila pemerintah daerah peserta jamaah bersedia memfasilitasi secara lebih penyediaan tenaga medis yang bertugas.
Syahril melanjutkan pengawalan pun diperluas sampai ketika jamaah tiba di Madinah atau Mekkah.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Dalam hal ini pemerintah sudah berkoordinasi dengan rumah sakit setempat milik Arab Saudi, untuk memberikan pelayanan bagi seluruh jamaah.
“Petugas kesehatan sudah standby di sana baik dalam sisi kesiapan rumah sakit, kemudian di Mekkah, Madinah juga ada rumah sakitnya, sehingga para jamaah tidak usah khawatir,” ujarnya.
Dikarenakan ibadah haji merupakan kegiatan yang memerlukan stamina tubuh yang baik, Syahril mengimbau para jamaah untuk menjaga koordinasi dengan tenaga medis bila sewaktu-waktu merasa tidak enak badan atau ada penyakit penyerta yang kambuh.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Selain itu Syahril meminta agar semua jamaah menjaga pola makannya dan banyak minum air putih supaya terhindar dari berbagai penyakit atau mengalami hal-hal darurat lainnya.
“Sekali lagi, ini bukan hanya untuk kelompok berisiko tinggi. Tapi seluruh jamaah karena kita ingin jamaah walaupun bukan usia lanjut tapi kalau terlalu diforsir bisa masuk ke jurang sakit,” ujar Syahril.
Seperti yang dikatakan oleh Kasie Kesehatan Daerah Kerja Mekkah Andi Ardjuna Sakti sebelumnya, KKHI di Mekkah, Arab Saudi misalnya telah menyiapkan enam rumah sakit rujukan, guna meningkatkan pelayanan kesehatan jamaah dan membangun kerja sama yang baik dengan entitas kesehatan bersama pihak Arab Saudi yang berwenang.