WahanaNews.co | Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sekitar 413 korban tewas selama pertempuran militer di Sudan.
Dan sebanyak 11,5 juta anak dan anggota masyarakat membutuhkan layanan air dan sanitasi darurat, 7 juta anak putus sekolah, dan lebih dari 600.000 anak menderita gizi buruk.
Baca Juga:
TKN Prabowo-Gibran Pamer Sukses Program Makan Gratis Siswa di India dan Sudan
Menurut data pemerintah Sudan, sebanyak 413 korban tewas dan 3.551 orang terluka, kata Juru Bicara WHO Margaret Harris dalam konferensi pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat 21 April.
Sementara itu, badan anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan sedikitnya sembilan anak dilaporkan tewas dalam pertempuran di Sudan, dan lebih dari 50 anak terluka parah.
Lebih lanjut Margaret mengatakan bahwa telah terjadi 11 serangan terhadap fasilitas kesehatan, termasuk 10 serangan sejak 15 April 2023.
Baca Juga:
Sebanyak 4,8 Juta Warga Ngungsi Akibat Bentrokan Militer Sudan dan RSF
“Menurut Kementerian Kesehatan di Sudan, jumlah fasilitas kesehatan yang berhenti beroperasi sebanyak 20. Dan masih menurut angka Kementerian Kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang berisiko berhenti adalah 12,” kata Harris, Sabtu (22/04/2023).
Situasi tersebut, kata dia, tidak hanya berdampak pada korban pertempuran, tetapi juga orang-orang lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Dalam konferensi pers yang sama, Juru Bicara UNICEF James Elder menyuarakan keprihatinannya atas anak-anak yang harus membayar mahal atas pertempuran mematikan itu dengan banyak jatuhnya korban anak.