Dengan mengurangi asupan makanan selama periode puasa, tubuh mengalami penurunan kadar gula darah dan insulin, yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan kinerja kognitif.
2. Merangsang Neuroplastisitas
Baca Juga:
Asrtonom Saudi Sebut Tahun 2030 Ramadan 2 kali, Umat Muslim Puasa 36 Hari
Puasa dapat merangsang neuroplastisitas, kemampuan otak untuk memperbaiki dan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.
Ini bisa meningkatkan kemampuan belajar dan memori, serta membantu melindungi otak dari kerusakan yang disebabkan oleh stres dan penyakit.
3. Menurunkan Risiko Penyakit Neurodegeneratif
Baca Juga:
Tips Aman Makan Kurma saat Buka Puasa bagi Pengidap Diabetes
Beberapa studi menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat membantu melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer dan Parkinson.
Mekanisme ini diyakini terkait dengan peningkatan proses detoksifikasi sel dan peningkatan faktor neurotropik, yang mendukung kesehatan dan keberlangsungan sel-sel saraf.
4. Mengurangi Peradangan