"Enam
puluh persen orang yang kami wawancarai tidak tahu bahwa kelelawar menularkan penyakit.
Masih kurangnya pengetahuan di masyarakat," kata Duong kepada BBC.
Duong
meyakini bahwa dengan memberikan edukasi kepada penduduk setempat tentang
ancaman yang dibawakan oleh kelelawar pembawa penyakit ini harus menjadi
inisiatif utama.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Selain
itu, perusakan habitat kelelawar juga telah menyebabkan penyebaran infeksi
virus Nipah di masa lalu.
Pada
tahun 1998, wabah virus Nipah di Malaysia menewaskan lebih dari 100 orang.
Para
peneliti menyimpulkan bahwa kebakaran hutan dan kekeringan setempat telah
mengusir kelelawar dari habitat aslinya dan memaksa mereka menuju pohon buah
yang tumbuh di peternakan yang memelihara babi.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Saat di
bawah tekanan, kelelawar terbukti melepaskan lebih banyak virus.
Kombinasi
antara dipaksa untuk pindah habitat dan berada dalam kontak dekat dengan
spesies yang biasanya tidak berinteraksi dengan mereka memungkinkan virus untuk
berpindah dari kelelawar ke babi, dan seterusnya ke peternak.
Kelelawar
buah cenderung hidup di kawasan hutan lebat dengan banyak banyak pohon buah-buahan
untuk mereka makan. Saat habitat mereka dihancurkan atau dirusak, mereka
menemukan solusi baru --seperti
bertengger di rumah, ataupun di menara seperti yang terjadi di Angkor Wat.