"Perusakan
habitat kelelawar dan gangguan manusia melalui perburuan mendorong mereka untuk
mencari tempat bertengger alternatif," ujar Duong.
Namun, haruskah kelelawar tersebut dibasmi?
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
"Tidak,
kecuali kita ingin memperburuk keadaan," kata Tracey Goldstein, Direktur Laboratorium
One Health Institute dan Direktur Lab Predict
Project.
Dia
mengatakan bahwa kelelawar memiliki peranan ekologis yang sangat penting.
Mereka menyerbuki lebih dari 500 spesies tanaman.
"Mereka
juga membantu mengendalikan serangga --memainkan
peran yang sangat penting dalam pengendalian penyakit pada manusia, misalnya
mengurangi malaria dengan memakan nyamuk," kata Goldstein.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Dia juga
menunjukkan bahwa pemusnahan kelelawar telah terbukti merugikan dari perspektif
penyakit dan bagi manusia.
"Itu
akan membuat (manusia) lebih rentan. Dengan membunuh hewan, Anda meningkatkan
risiko, karena Anda meningkatkan jumlah hewan yang menyebarkan virus,"
kata Goldstein.
Oleh
karena itu, para peneliti dan pemerintah di seluruh dunia pun sepakat bahwa
virus Nipah sangat berbahaya --memiliki
potensi ancaman bioterorisme-- dan
hanya segelintir laboratorium di seluruh dunia yang diizinkan untuk
membudidayakan, menumbuhkan dan menyimpannya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.